0

PEREDARAN DARAH JANIN DAN BAYI BARU LAHIR

Posted on Wednesday 28 September 2011

Plasenta sebagian berasal dari janin dan sebagian lagi dari ibu. Kontribusi janin berasal dari korion, sedangkan kontribusi ibu berasal dari desidua (endometrium) di tempat implantasi.
Sirkulasi plasenta  terdiri atas dua sirkulasi terpisah, yakni sirkulasi ibu dan sirkulasi janin, yang memiliki area pertukaran materi antara dua sirkulasi seperti yang berlangsung melalui membran plasenta. Membran plasenta terdiri atas lapisan-lapisan pada lapisan di luar janin antara darah yang beredar pada sirkulasi janin dan ibu. Lapisan-lapisan ini adalah trofoblas (sinsitiotrofoblas primer), jaringan penghubung pada vili korionik dan endotel pada kapiler janin. Membran plasenta mendapat istilah yang tidak tepat, yakni sebagai penghalang plasenta, meski sebagian besar substansinya, termasuk obat-obatan, dapat dideteksi telah melewati membrane ini. Tanpa memperhatikan seberapa tipis membrane ini pada akhirnya setelah plasenta matang, baik fungsi maupun efektifitas membrane sama sekali tidak mengalami perubahan.

Sirkulasi janin ke plasenta berasal dari dua arteri umbilicus. Melalui arteri ini, darah yang telah mengalami deoksigenasi meninggalkan janin. Arteri-arteri ini akan terbagi lagi dan bercabang pada pelat korionik kemudian masuk ke dalam vili korionik. Di sini terjadi pemabgian lebih lanjut pada cabang-cabang vili yang akan membentuk jaringan vena kapiler yang meluas pada pembagian akhirnya. Terjadi pula transfer plasenta yang memungkinkan transfer materi antara sirkulasi janin dan ibu yang berlangsung pada membrane plasenta. Sirkulasi balik ke janin adalah melalui percabangan vena umbilicus, yang serupa dengan percabangan arteri menuju pelat korionik dan kemudian dengan pertemuan lebih lanjut ke vena umbilicus. Disini darah yang kaya oksigen akan dibawa menuju fetus.

Sirkulasi ibu pada plasenta biasanya berada di system peredaran darah ibu. Darah yang kaya oksigen masuk ke dalam ruang antarvilus melalui arteri-arteri endometrium spiral, sedangkan darah yang tidak kaya oksigen akan keluar dari ruang antarvilus melalui muara vena yang menuju vena umbilicus. Jalan masuk arteri dan jalan keluar vena yang menyuplai tiap kotiledon secara acak berpencar melalui plasenta. Meski berbagai ahli telah mengajukan sejumlah angka, kemungkinan terdapat kurang lebih 120 jalan masuk arteri spiral ke dalam ruang antarvilus dari plasenta yang telah matang. Darah masuk ke dalam ruang antarvilus dari arteri spiral yang berada di bawah tekanan yang luar biasa, sesuai kondisi tekanan darah ibu. Hasilnya adalah alirandarah yang menyembur secara ritmik ke dalam dan melalui ruang antarvilus melalui pelat korionik. Darah kemudian diedarkan ke samping dengan batasan ini dan mengalir pada permukaan banyak cabang pada vili korionik. Aliran ini cukup lambat sehingga memungkinkan pertukaran materi antara sirkulasi ibu dan janin sepanjang membrane plasenta. Pada akhirnya darah ibu yang telah mengalami deoksigenasi keluar melalui gerbang vena.

Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale, duktus arteriosus Botalli, arteri umbilikalis lateral dan duktus venosus arantii.
Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta, melalui vena umbilikalis, masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kava inferior pula. Di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui foramen ovale yang terletak di antara atrium dekstra dan atrium sinistra.
Dari atrium sinistra selanjutnya darah ini akan mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena kava superior. Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum berkembang, sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang seyogyanya mengalir melalui arteri pulmonalis ke paru-paru, akan mengalir melalui duktus Botalli ke aorta. Sebagian kecil akan menuju ke paru-paru, dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.
Darah dari aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk member nutrisi dan oksigenasi pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagainya akan dialirkan ke arteri melalui 2 arteri umbilikalis. Seterusnya diteruskan ke peredaran darah di kotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis ke janin. Demikian seterusnya, sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.

Jalur peredaran darah janin dapat digambarkan :
1.Plasenta   -   vena umbilicalis   -  hati    -   ductus venosus /vena hepatica    -   vena cava inferior     -    atrium kanan      -      foramen ovale   -   Atrium kiri     -  ventrikel kiri     -    aorta      -    kepala, tangan/ abdomen, thorax, kaki   -     arteri umbilicalis    -   plasenta.
Ini aliran darah yg kaya oksigen.

2.Dari kepala dan tangan     -   vena cava superior      -    atrium kanan    -     ventrikel kanan  -    arteri pulmonalis/ductus arteriosus    -     paru/aorta dorsalis     -     abdomen, thorax, kaki    -    arteri umbilicalis     -   plasenta
Ini adalah peredaran darah yang miskin oksigen. Darah miskin oksigen yang datang ke plasenta mendapat oksigenasi pada villus, sehingga jadi kaya oksigen.

Ketika janin dilahirkan, segera bayi mengisap udara dan menangis kuat. Dengan demikian, paru-parunya akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru. Dengan demikian, duktus Botalli tidak berfungsi lsgi. Demikian pula, karena tekanan dalam atrium kiri meningkat, foramen ovale akan tertutup, sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi.

Darah dari vena cava inferior, bersama dari vena cava superior sama-sama masuk atrium kanan dan sama-sama masuk semua ke ventrikel kanan pula. Dari ventrikel kanan semua darah dioksigenasi ke paru, dan tak ada lagi sebagian masuk aorta langsung. Kembali dari paru semua darah masuk atrium kiri, terus ke ventrikel kiri. Dari ventrikel kiri semua darah keluar jantung lewat aorta.

Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilicalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir, maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang diisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan system pencernaan sendiri.

Perubahan sirkulasi paska lahir
Segera setelah janin dilahirkan, bayi menghisap udara dan menangis kuat, hal ini akan paru-parunya berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan darah akan terisap ke dalam paru-paru, dengan demikian duktus arteosus botali tidak berfungsi dan karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale akan tertutup dan menjadi tidak berfungsi lagi. Ketika tali pusat dipotong dan diikat, arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi, dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.
Perubahan sirkulasi pasca lahir
Segera setelah bayi lahir akan terjadi perubahan-perubahan sbb:
Tahanan vascular paru menurun dan tahanan sistemik meningkat sehingga aliran darah ke paru meningkat
Ketika bayi menangis untuk pertama kalinya akan mengakibatkan paru-paru berkembang, hal itu akan mengakibatkan tahanan vaskular paru berkurang degan cepat tapi tidak segera diikuti penurunan tekanan arteri pulmonalis.
Penurunan tekanan arteri pulmonalis disebabkan perubahan pada dinding arteiol paru.
 Tahanan sistemik meningkat
Tekanan darah sistemik tdk segera meningkat tapi berangsur-angsur bahkan bisa terjadi penurunan tekanan darah dulu dalam 24 jam pertama. Pengaruh hipoksi di sini tidak bermakna
Penutupan Duktus arteosus
Penutupan anatomis dimulai segera setelah lahir tapi penutupan sempurna .
sebagian besar bayi baru terjadi setelah beberapa bulan, .pada sebagian kecil sampai umur satu tahun. Secara fungsional DA kiri dan kanan masih dilewati darah sampai beberapa jam bahkan beberapa hari.
Pada hipoksia, pirau kanan ke kiri bertambah. DA persisten sering terjadi pada keadaan yang menyebabkan hipoksia seperti sindrom gangguan pernafasan, prematuritas dan bayi lahir di dataran tinggi
Penutupan Foramen ovale
Tidak menutup secara fungsinal pada jam-jam pertama setelah lahir. Pirau kanan ke kiri masih dapat terjadi pada 50% bayi yang menangis sampai usia 8 hari paska lahir. Meski foramen ovale masih paten sampai usia sampai usia 5 tahun (50%) dan masih tetap terbuka pada umur lebih dari 25 tahun (25%) tetapi FO tidak berfungsi lagi setelah satu minggu.
Bila FO menutup sebelum janin lahir akan menyebabkan kardiomegali in utero yang bisa menyebabkan gagal jantung kanan
 Penutupan Duktus venosus
Bila semua perubahan fisiologis berlangsung normal maka sirkulasi ekstra uterin yang terjadi akan berlangsung normal yaitu darah dari paru menuju ke atrium kiri lalu ke ventrikel kiri selanjutnya menuju aorta ke seluruh tubuh kemudian darah dari perifer melalui vena kava superior dan inferior menuju atrium kanan , ventrikel kanan dan melalui arteri pulmonalis masuk lagi ke dalam paru.

Discussion

Leave a response